Taman Kota Bangkinang Diharapkan Jadi Taman Kota Religi dan Pusat Peradaban Kabupaten Kampar

BANGKINANG KOTA, kamparsatu.com - Meskipun dalam pembangunannya mengalami beberapa kendala, akhirnya Taman Kota Bangkinang telah diresmikan oleh Penjabat Bupati Kampar Dr H Kamsol, Kamis (10/11/2022) malam yang ditandai dengan penandatanganan prasasti.

Peresmian Taman Kota Bangkinang dikemas dengan acara bernuansa Islami. Dalam pelaksanaan acara diselingi dengan Shalawat Jibril oleh Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kecamatan XIII Koto Kampar dan dipenghujung acara diisi oleh tausiah agama yang disampaikan Dr H Saidul Amin, SH yang merupakan Rektor Universitas Muhammad Riau. 

Acara diikuti puluhan undangan dan sekira ratusan masyarakat tampak berkunjung dan mengikuti acara seremonial pembukaan Taman Kota.

Diantara tamu undangan yang hadir adalah Bupati Kampar periode 2006-2011 H Burhanudin Husin, forum komunikasi pimpinan daerah Kabupaten Kampar, Pimpinan Bank Riau Kepri Syariah Cabang Bangkinang Muhammad Zamroni Fathoni, alim ulama, ninik mamak, sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Kampar, pimpinan organisasi kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat. 

Ada beberapa catatan menarik yang diangkat oleh KAMPARSATU.COM yang turut menyaksikan kegiatan pembukaan yang bernuansa Islami tersebut. 

Salah satu adalah keinginan Pj Bupati Kampar H Kamsol adalah ingin menjadikan Taman Kota Bangkinang sebagai sebuah Taman Kota Religi. Pernyataan itu kembali diperkuat oleh Ustad Dr H Saidul Amin, SH Rektor Universitas Muhammad Riau yang sengaja diundang untuk menyampaikan tausiah dalam rangka mengisi acara peresmian Taman Kota Bangkinang.

Apa yang dikatakan Kamsol maupun Saidul cukup beralasan. Dalam pengarahannya Kamsol menyampaikan, Taman Kota diharapkan menjadi tempat berkumpul seluruh masyarakat dan semua kalangan (meeting point). Taman Kota yang tidak jauh dari Islamic Centre, sehingga diciptakan sebagai Taman Kota Religi karena di dalam Taman Kota juga terdapat tulisan Asmaul Husna. Setiap orang yang berjalan di Taman Kota akan membaca Asmaul Husna dan tentunya ini akan mendapatkan ganjaran pahala dan meningkatkan iman dan taqwa. 

Kamsol berharap masyarakat menjaga ketertiban, kebersihan maupun semangatnya agar bagaimana negeri Kabupaten Kampar yang disebut sebagai Serambi Mekkah di Riau bisa benar-benar diwujudkan. 

Pesan-pesan agar Taman Kota Bangkinang mencerminkan Kabupaten Kampar sebagai Serambi Mekkah di Riau juga disampaikan Ustad Dr H Saidul Amin, SH dalam tausiahnya.

Taman Kota Bangkinang diharapkan menjadi taman dakwah dan pusat peradaban masyarakat Kabupaten Kampar. "Saya bersyukur Pak Kamsol bercerita hebatnya Taman Kota berada di jantung kota Bangkinang tapi dekat dengan Islamic Centre dan Rumah Dinas Bupati. Artinya, Taman Kota sesungguhnya Taman Kota yang bisa menjadi pusat peradaban kita di daerah Kampar. Kita hidupkan Taman Kota menjadi pusat kegiatan keagamaan," ujar Ustad Saidul mengawali tausiahnya.

Ia menambahkan, anak muda kadang- kadang sudah malas diskusi di tempat yang tertutup, maka hendaknya disiapkan tempat di tempat terbuka. 

"Kita hidupkan ajang kreatifitas dan ajang untuk membangkitkan batang terendam sehingga banyak kebudayaan dan penunjang yang sudah tersimpan rapi di dalam lemari peradaban kita, bisa kita hadirkan kembali. Kalau ini terjadi makan akan luar biasa sekali bisa menjadi ajang pembangkit batang yang terendam kebudayaan Kampar," ulasnya. 

Menurut Saidul, satu hal yang paling penting lagi bahwa pemerintah daerah dan masyarakat Kampar harus berusaha menjadikan Taman Kota Bangkinang berbeda dengan taman kota yang lain. "Bagaimana kalau biasanya orang mengadakan berbagai macam konser di taman kota tapi di Taman Kota Bangkinang sekali sekala kita buat di sini peraduan dan perpaduan untuk para hufas dan para orang yang hafal Al Qur'an menyenandungkan ayat-ayat A Qur'an. Kalau itu yang terjadi, apa yang dikatakan orang bahwa kita di Kampar ini Serambi Mekkah suatu cita-cita bukan suatu utopia," tegas Saidul.

Ia juga melihat taman kota di tempat lain juga menjadi pusat peradaban. "Dulu ketika di Minang Kabau, karena saya pernah sekolah di Thawalib Padang Panjang, itu di taman kota pada hari-hari tertentu sering diadakan acara rabab, saluang dan randai sehingga taman kota menjadi menjadi pusat peradaban," katanya. T

Ia juga berharap taman kota juga seperti di Eropa dimana taman kota menjadi tempat dialog antar kepercayaan dan antar keyakinan.(Yan)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Kamparsatu.com - Fakta dan Berita Akurat