Dari Sarasehan Giat, Terungkap 1.536 Anak Putus Sekolah di Kampar, Ini Menurut Para Narasumber

BANGKINANG KOTA, kamparsatu.com - Dari kegiatan Sarasehan Gerakan Ibu Asuh Anak Tidak Sekolah (Giat) Desa Pendidikan Menuju Desa Eko Wisata Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan (DERAPPP) yang digelar di aula rumah dinas Bupati Kampar, Senin (26/12/2022) terungkap bahwa sebanyak 1.536 anak putus sekolah di Kabupaten Kampar.

Kegiatan sarasehan yang diikuti ratusan orang ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kampar bersama Perkumpulan Kerlip (Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan). 
Turut hadir Penjabat Bupati Kampar Hj Kamsol, Plt Kepala Disdikpora Kampar Muhammad Aidil, MH, Ketua Pembina Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) Yanti Sriyulianti, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Sarasehan Rina Farbriani, 
Ketua Forum Anak Kampar Delon Purnama, Ketua Dewan Kesenian Kampar David Hendra, S.Pi, Ketua Forum UMKM Kampar Drs H Zulher, MS, Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Kabupaten Kampar Zafri, S.Kom, M.Pd, 
puluhan kepala desa dan kepala sekolah se-Kabupaten Kampar.

Kegiatan ini menghadirkan lima orang narasumber yaitu Hj Mimi Lutmina, S.Si yang merupakan Ketua Ikatan Alumni ITB Pengda Riau, Harmi Yelmi (Dosen Politeknik Kampar dan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Satiti Rahayu, A.Md, Keb, MKM, Destiantari Nadila, M.Pd (Koordinatir Rumah Kerlip Beriman Desa Koto Tuo) dan Nandang Priyatna, M.Pd (Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdikpora Kampar). 
Pj Bupati Kampar H Kamsol dalam pengarahannya menyampaikan, Desa Pendidikan Menuju Desa Eko Wisata Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan (DERAPPP) mendorong kemajuan desa. Hal itu sejalan dengan program Riau Hijau. "Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan merupakan program nasional yang diperkuat oleh Kabupaten Kampar," ujar Kamsol. 

Ia menambahkan, berbagai upaya dilakukan Pemkab Kampar untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. 
Pj Bupati Kampar bersyukur karena investasi terus meningkat, termasuk tertinggi di Riau. "Alhamdulillah sekarang mulai terasa dengan peningkatan KUR. Saya juga kaget lebih satu triliun uang beredar, lebih banyak daripada anggaran pendapatan dan belanja daerah kita," beber Kamsol.

Plt Kadisdikpora Kampar M Adil dalam sambutannya menyampaikan, Pemkab Kampar bertekad menzerokan anak putus sekolah dan anak berkebutuhan khusus. Caranya adalah mendirikan tempat pendidikan khusus di setiap kecamatan untuk jenjang SD dan SMP. 

Aidil mengungkapkan, saat ini terdapat 
1.047 orang anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Kampar. 
Ketua Pembina Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) Yanti Sriyulianti kepada wartawan mengungkapkan, Kerlip bersama Bappeda Kampar, telah melakukan pendataan. Saat ini tercatat data by name by address ada 28.618 anak dari 6432 KK miskin ekstrim yang belum dapat bantuan apapun. Anak-anak ini berusia 7 hingga 21 tahun. 

Kerlip dan beberapa pihak terus menelusuri anak putus sekolah dan berkebutuhan khusus. Ia mencontohkan praktik baik terjadi di Desa Balung. Ternyata di sana ada 38 anak putus sekolah setelah dilakukan penelusuran. 

Ia akan berupaya agar para keluarga miskin ekstrim ini mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti bantuan PAP. Kedepan Kerlip juga berupaya anak-anak putus sekolah dan berkebutuhan khusus ini mendapatkan pendidikan yang layak.

Dalam kegiatan sarasehan yang dipandu oleh Hotmartua Pasaribu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdikpora Kampar Nandang Priyatna dalam pemaparannya menyampaikan, pemerintah telah memberikan perhatian terhadap anak putus sekolah melalui bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). "Jangankan biaya sekolah, untuk jajannya juga dianggarkan," beber Nandang. 

Pemkab Kampar juga telah menggodok Peraturan Bupati Kampar tentang Wajib Belajar 12 tahun. Setelah data anak putus sekolah tuntas, dengan mendapatkan by name by address, maka Pemkab Kampar akan meneruskan kerjasama dengan Kerlip.

Sementara itu Ibu Asuh Anak Putus Sekolah Kabupaten Kampar Harmi Yelmi yang juga mewakili Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kampar Hj Deswita Kamsol mengaku kaget dan khawatir dengan data anak putus sekolah yang diperoleh oleh pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Kampar yang mencapai 10.000 orang. "Kalau benar adanya, kita dari semua pojok, semua lini dan semua instansi ayolah kita bergerak. Bergerak di sisi tanggungjawab masing-masing," ulasnya 

Untuk menuntaskan angka putus sekolah, TP PKK akan bekerjasama dengan Disdikpora, BNK, Baznas, Rumah Kerlip dan lainnya. 

Sementara Ketua IBI Cabang Kampar Satiti Rahayu menyampaikan, kalau anak tidak sekolah maka pengetahuannya berpotensi rendah. Ia berharap jangan sampai anak-anak putus sekolah menjadi penyebab kerusakan anak-anak yang lain. 

Destiantari Nadila dari Rumah Kerlip Beriman Koto Tuo mengungkapkan, 
jauh dari diresmikannya Rumah Kerlip Beriman, sudah ada perasaan sedih karena banyaknya anak putus sekolah yang disebabkan oleh berbagai alasan.

Ia merasa prihatin karena melihat kegiatan anak-anak yang putus sekolah. Pihaknya terus memberikan motivasi kepada anak-anak tersebut agar mau belajar di Rumah Kerlip Beriman.

Dalam kegiatan ini ditampilkan berbagai tarian daerah oleh pelajar dari beberapa 
sekolah dan Forum Anak Kampar diantaranya tari kambuik dan tari bajambau. Di lokasi acara juga ditampilkan pameran berbagai kerajinan pelajar dari berbagai sekolah SD dan SMP.(Yan)
BANGKINANG KOTA, kamparsatu.com - Dari kegiatan Sarasehan Gerakan Ibu Asuh Anak Tidak Sekolah (Giat) Desa Pendidikan Menuju Desa Eko Wisata Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan (DERAPPP) yang digelar di aula rumah dinas Bupati Kampar, Senin (26/12/2022) terungkap bahwa sebanyak 1.536 anak putus sekolah di Kabupaten Kampar.

Kegiatan sarasehan yang diikuti ratusan orang ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kampar bersama Perkumpulan Kerlip (Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan). 

Turut hadir Penjabat Bupati Kampar Hj Kamsol, Plt Kepala Disdikpora Kampar Muhammad Aidil, MH, Ketua Pembina Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) Yanti Sriyulianti, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Sarasehan Rina Farbriani, 
Ketua Forum Anak Kampar Delon Purnama, Ketua Dewan Kesenian Kampar David Hendra, S.Pi, Ketua Forum UMKM Kampar Drs H Zulher, MS, Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Kabupaten Kampar Zafri, S.Kom, M.Pd, 
puluhan kepala desa dan kepala sekolah se-Kabupaten Kampar.

Kegiatan ini menghadirkan lima orang narasumber yaitu Hj Mimi Lutmina, S.Si yang merupakan Ketua Ikatan Alumni ITB Pengda Riau, Harmi Yelmi (Dosen Politeknik Kampar dan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Satiti Rahayu, A.Md, Keb, MKM, Destiantari Nadila, M.Pd (Koordinatir Rumah Kerlip Beriman Desa Koto Tuo) dan Nandang Priyatna, M.Pd (Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdikpora Kampar). 

Pj Bupati Kampar H Kamsol dalam pengarahannya menyampaikan, Desa Pendidikan Menuju Desa Eko Wisata Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan (DERAPPP) mendorong kemajuan desa. Hal itu sejalan dengan program Riau Hijau. "Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan merupakan program nasional yang diperkuat oleh Kabupaten Kampar," ujar Kamsol. 

Ia menambahkan, berbagai upaya dilakukan Pemkab Kampar untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. 
Pj Bupati Kampar bersyukur karena investasi terus meningkat, termasuk tertinggi di Riau. "Alhamdulillah sekarang mulai terasa dengan peningkatan KUR. Saya juga kaget lebih satu triliun uang beredar, lebih banyak daripada anggaran pendapatan dan belanja daerah kita," beber Kamsol.

Plt Kadisdikpora Kampar M Adil dalam sambutannya menyampaikan, Pemkab Kampar bertekad menzerokan anak putus sekolah dan anak berkebutuhan khusus. Caranya adalah mendirikan tempat pendidikan khusus di setiap kecamatan untuk jenjang SD dan SMP. 

Aidil mengungkapkan, saat ini terdapat 
1.047 orang anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Kampar. 
Ketua Pembina Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) Yanti Sriyulianti kepada wartawan mengungkapkan, Kerlip bersama Bappeda Kampar, telah melakukan pendataan. Saat ini tercatat data by name by address ada 28.618 anak dari 6432 KK miskin ekstrim yang belum dapat bantuan apapun. Anak-anak ini berusia 7 hingga 21 tahun. 

Kerlip dan beberapa pihak terus menelusuri anak putus sekolah dan berkebutuhan khusus. Ia mencontohkan praktik baik terjadi di Desa Balung. Ternyata di sana ada 38 anak putus sekolah setelah dilakukan penelusuran. 

Ia akan berupaya agar para keluarga miskin ekstrim ini mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti bantuan PAP. Kedepan Kerlip juga berupaya anak-anak putus sekolah dan berkebutuhan khusus ini mendapatkan pendidikan yang layak.

Dalam kegiatan sarasehan yang dipandu oleh Hotmartua Pasaribu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdikpora Kampar Nandang Priyatna dalam pemaparannya menyampaikan, pemerintah telah memberikan perhatian terhadap anak putus sekolah melalui bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). "Jangankan biaya sekolah, untuk jajannya juga dianggarkan," beber Nandang. 

Pemkab Kampar juga telah menggodok Peraturan Bupati Kampar tentang Wajib Belajar 12 tahun. Setelah data anak putus sekolah tuntas, dengan mendapatkan by name by address, maka Pemkab Kampar akan meneruskan kerjasama dengan Kerlip.

Sementara itu Ibu Asuh Anak Putus Sekolah Kabupaten Kampar Harmi Yelmi yang juga mewakili Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kampar Hj Deswita Kamsol mengaku kaget dan khawatir dengan data anak putus sekolah yang diperoleh oleh pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Kampar yang mencapai 10.000 orang. "Kalau benar adanya, kita dari semua pojok, semua lini dan semua instansi ayolah kita bergerak. Bergerak di sisi tanggungjawab masing-masing," ulasnya 

Untuk menuntaskan angka putus sekolah, TP PKK akan bekerjasama dengan Disdikpora, BNK, Baznas, Rumah Kerlip dan lainnya. 

Sementara Ketua IBI Cabang Kampar Satiti Rahayu menyampaikan, kalau anak tidak sekolah maka pengetahuannya berpotensi rendah. Ia berharap jangan sampai anak-anak putus sekolah menjadi penyebab kerusakan anak-anak yang lain. 

Destiantari Nadila dari Rumah Kerlip Beriman Koto Tuo mengungkapkan, 
jauh dari diresmikannya Rumah Kerlip Beriman, sudah ada perasaan sedih karena banyaknya anak putus sekolah yang disebabkan oleh berbagai alasan.

Ia merasa prihatin karena melihat kegiatan anak-anak yang putus sekolah. Pihaknya terus memberikan motivasi kepada anak-anak tersebut agar mau belajar di Rumah Kerlip Beriman.

Dalam kegiatan ini ditampilkan berbagai tarian daerah oleh pelajar dari beberapa 
sekolah dan Forum Anak Kampar diantaranya tari kambuik dan tari bajambau. Di lokasi acara juga ditampilkan pameran berbagai kerajinan pelajar dari berbagai sekolah SD dan SMP.(Yan)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Kamparsatu.com - Fakta dan Berita Akurat