Usai kegiatan tersebut, Pj Sekda Kampar Menyampaikan bahwa di Provinsi Riau ada 4 Kabupaten yakni Kampar, Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti yang mendapatkan pendampingan teknis dan advokasi untuk percepatan penurunan stunting dari PT. RAPP, Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta dalam penyusunan dokumen Strategi Komunikasi Perubahan Prilaku (SKPP) serta melatih tim teknis dalam melaksanakan 8 aksi konvergensi.
Dalam pendampingan teknis dan advokasi untuk percepatan penurunan stunting yang mana dengan dilakukannya program pendampingan ini kondisi pravalensi stunting yang awalnya sebesar 25,7 % berkurang 11,2 % dan akhirnya menjadi 14'5%. Ungkap Pj Sekda Kampar.
Ditambahkan Hj. Ramlah, melalui pendampingan tersebuh sudah tersusunnya draft dokumen SKPP dan draft dokumen Perbup terkait SKPP, sudah adanya tenaga terlatih untuk memfasilitasi pendampingan bagi pelaksanaan 8 Aksi konvergensi dan SKPP dan sudah ada upaya peningkatan kapasitas bagi SDM pelaksana SKPP dan konvergensi melalui lokalatih oleh tenaga terlatih dari Provinsi dan Kabupaten.
Selain itu, dengan adanya pendampingan Strategi komunikasi ini telah mampu meningkatkan keterampilan, partisipasi dan kerjasama semua OPD dan TPPS dalam aksi konvergensi dan jiga implementasi komunikasi perubahan prilaku untuk dan percepatan penurunan stunting.
Sementara itu, Wakil Gubri Riau H. Edi Natar Nasution, S.IP menyampaikan berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 adalah sebesar 17 % lebih baik dibandingkan tahun 2021 sebesar 22,3%.
Berdasarkan pelaporan aksi konvergensi per 31 Desember 2022 dan hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022 dan hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022 telah dilaporkan bahwa saat ini kita memiliki 16.422 ibu hamil, 11.014 balita yang terindikasi stunting dan sebanyak 389.030 keluarga beresiko stunting. Dengan data tersebut maka intervensi kepada balita, ibu hamil dan keluarga beresiko stunting menjadi prioritas dalam mencegah lahirnya balita stunting baru.Hal ini harus manejadi perhatuan kita semua bai di Provinsi maupun di seluruh Kabupaten/Kota agar merapatkan barisan dan menyusun strategi yang tepat supaya target " Zero Stunting Baru" di Provinsi Riau dapat terwujud.
Selanjutnya berdasarkan laporan TPPS Kabupaten/Kota pada semester I tahun 2023 ada beberapa indikator yang masih memerlukan perhatian kita diantanya konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah 6 bulan, Imunisasi dasar lengkap pada anak di bawah 12 bulan, pelayanan KB Pasca persalinan dan pendampingan Keluarga beresiko stunting.
Selanjutnya Edi Natar Menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi kepada PT. RAPP, Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta yang telah mendampingi 4 Kabupaten yakni Kampar, Siak, Pelalawan dan Kepulauan Meranti dalam penyusunan dokumen Strategi Komunikasi Perubahan Prilaku (SKPP) serta melatih tim teknis 8 aksi konvergensi dan SKPP tingkat Provinsi Riau untuk nantinya menjadi pembelajaran dan bekal kedepan untuk dilanjutkan oleh Pemerintaha Provinsi Riau.
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Pakar bidang gizi, pertumbuhan dan perkembangan anak, Prof. dr. Fasli Jalal, Sp. Gk.Ph.Dirut PT . RAPP Mulia Nauli, Provincial Lead Tanoto Foundation Dedi Triadi, seluruh TPPS Provinsi Riau dan Kabupaten/Kota dan Satgas Stunting Kabupaten/Kota, yang menjadi narasumber yakni perwakilan dari BKKBN Pusat Drs. Eli Kusnaeli, M.MPd, Direktorat Promosi Kesehatan Ira Oktaviana Madjid, SKM.MKM dan Ditjen Bina Bangda Kemendagri Arifin Efendi Hutagalung, SE.MM. dan sebagai moderator Direktur Eksekututif Yayasan Cipta Dini Haryati. (Ril)
0 Komentar